Wednesday, 18 June 2014

3.5 Pertumbuhan Ekonomi Menurut Schumpeter

Schumpeter dalam teorinya menitikberatkan pada pentingnya peranan pengusaha di dalam mewujudkan suatu pertumbuhan ekonomi. Dalam teori itu juga ditunjukan bahwa para pengusaha merupakan golongan yang akan terus-menerus membuat suatu pembaharuan atau inovasi dalam kegiatan ekonomi.

           Inovasi itu biasanya merupakan:
    -      memproduksi produk-produk baru yang belum ada di pasar saat ini, mempertinggi          
        efisiensi produksi dalam menghasilkan suatu barang,
     -      memperluas pasar suatu barang ke pasaran-pasaran yang benar-benar baru,
     -      mengembangkan sumber bahan baku atau bahan mentah yang baru dan juga mengadakan 
         perubahan-perubahan dalam organisasi dengan tujuan untuk mempertinggi keefisienan 
         kegiatan perusahaan.

           Schumpeter juga membedakan investasi kepada dua golongan, yaitu penanaman modal otonomi dan penanaman modal terpengaruh. Penanaman modal otonomi adalah penanaman modal yang ditimbulkan pada kegiatan ekonomi yang muncul sebagai akibat kegiatan inovasi. Menurut Schumpeter jika semakin tinggi tingkat kemajuan sesuatu ekonomi maka semakin terbatas pula kemungkinan untuk mengadakan suatu inovasi. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi akan berjalan lambat. Hingga akan tercipta keadaan tidak berkembang (stationary/state). Akan tetapi, berbeda dengan pandangan klasik, dalam pandangan Schumpeter keadaan tidak berkembang itu dicapai pada tingkat pertumbuhan yang tinggi.
           Faktor-faktor penentu bagi tumbuh dan kembangnya sektor bisnis adalah:
Faktor-faktor lingkungan yang terdiri dari :
a) Konsumen
b) Teknologi inovasi
c) Globalisasi
d) Ekonomi
e) Pemerintah
f) Social budaya.
           Diantara faktor lingkungan tersebut, maka perkembangan teknologi (informasi dan komunikasi) oleh banyak kalangan dikatakan sebagai faktor lingkungan yang paling banyak mempengaruhi sektor bisnis. Selain itu meningkatnya sektor bisnis juga dipicu beberapa faktor pendorong yaitu: meningkatnya tuntutan konsumen terhadap kualitas, pengurangan biaya, pelayanan jasa, konsumen internal, peningkatan produksi dan berkembangnya organisasi Nirlaba. 

Refrensi :

3.4 Pertumbuhan Ekonomi Bertahap

Teori ini melihat pembangunan ekonomi sebagai proses perubahan yang bersifat garis lurus dan bertahap. Menurut Rostow, suatu perekonomian akan berkembang menjadi perekonomian maju dalam lima tahap, yaitu sebagai berikut.

1) Tahap Masyarakat Tradisional (The Traditional Society)

Masyarakat tradisional masih terikat oleh keadaan adat-istiadat dan sistem masyarakatnya masih primitif serta masih dipengaruhi oleh nilai-nilai tidak rasional.

2) Tahap Pra-Lepas Landas (Precondition for Take Off )

Tahap pra-lepas landas adalah tahap perekonomian mampu tumbuh dan berkembang dengan kekuatan mandiri. Pada tahap ini, dalam masyarakat lahir kelas menengah yang menguasai perdagangan. Selain itu, muncul aktivitas sosial di bidang transportasi dan modernisasi pertanian. Dalam keadaan seperti ini, tahap tinggal landas mulai dipersiapkan.

3) Tahap Tinggal Landas (Take Off )

Keadaan masyarakat pada tahap tinggal landas ditandai oleh meningkatnya investasi dan pendapatan riil masyarakat. Bidang-bidang industri mengalami perubahan yang mendasar, antara lain meluasnya peranan sektor industri unggul.

4) Tahap Kematangan (The Drive Maturity)

Pada tahap ini keadaan masyarakat telah mengenal penggunaan teknologi tinggi. Sektor-sektor industri mempengaruhi sektor-sektor lainnya. Manajemen profesional telah mulai berkembang dengan cepat.

5) Tahap Konsumsi Tinggi (The Age of High Mass Consumption)

Keadaan masyarakat pada tahap ini telah berkembang secara mandiri. Keadaan teknologi dalam masyarakat konsumsi tinggi dapat dikatakan sudah matang.

Refrensi :

3.3 Pertumbuhan Ekonomi Menurut Aliran Teori Ekonomi Neoklasik

Robert Solow

Robert Solow adalah ahli ekonomi yang memenangkan hadiah nobel pada tahun 1987. Solow berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi akan tercapai jika ada pertumbuhan output. Pertumbuhan output terjadi jika dua faktor input, yakni modal dan tenaga kerja dikombinasikan, sedangkan faktor teknologi dianggap konstan (tidak berubah). Adapun yang tergolong sebagai modal adalah bahan baku, mesin, peralatan, komputer, bangunan dan uang. Dalam memproduksi output, faktor modal dan tenaga kerja bias dikombinasikan dalam berbagai model kombinasi. Sehingga, bisa dituliskan dalam rumus sebagai berikut:

Q = f (C.L)
Keterangan:
Q = Jumlah output yang dihasilkan
f = Fungsi
C = Capital (modal sebagai input)
L = Labour (tenaga kerja, sebagai input)

Rumus di atas menyatakan bahwa output (Q) merupakan fungsi dari modal (C) dan tenaga kerja (L). Ini berarti tinggi rendahnya output tergantung pada cara mengombinasikan modal dan tenaga kerja.


http://id.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan_ekonomi#Teori_Klasik_dan_Neo_Klasik

3.2 Pertumbuhan Ekonomi Menurut Aliran Teori Ekonomi Klasik

a. Adam Smith

Adam Smith adalah ahli ekonomi yang menulis buku “The Wealth of Nation” (kemakmuran suatu negara) yang sangat terkenal. Ia merupakan tokoh yang mengemukakan pentingnya sistem ekonomi liberal (bebas), yakni sistem ekonomi yang bebas dari campur tangan pemerintah yang diperkuat dengan semboyan “Laissez Faire, Laissez Passer”. Adam Smith percaya bahwa dengan menggunakan sistem ekonomi liberal (bebas), pertumbuhan ekonomi dapat dicapai secara maksimum. Pertumbuhan ekonomi bisa dicapai dengan melibatkan dua unsur, yaitu:

  1. Pertumbuhan penduduk.
  2. Pertumbuhan output total.

Selanjutnya, pertumbuhan output yang berupa barang dan jasa dipengaruhi oleh tiga komponen, yaitu sumber-sumber alam, tenaga kerja, jumlah persediaan barang.

Agar terjadi pertumbuhan output, sumber-sumber alam harus dikelola oleh tenaga kerja dengan menggunakan barang modal. Sumber-sumber alam sangat penting untuk menentukan pertumbuhan ekonomi, karena sumbersumber alam merupakan batas maksimum output jika sudah dimanfaatkan secara maksimum. Sumber-sumber alam mencapai batas maksimum apabila telah dikerjakan oleh tenaga kerja yang handal dengan menggunakan barang modal yang cukup.

meng

b. David Ricardo dan TR Malthus
Pemikiran David Ricardo dan TR Malthus tidak sama dengan Adam Smith. Mereka mengkritik Adam Smith, bila Adam Smith berpendapat bahwa pertumbuhan penduduk dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, maka David Ricardo berpendapat bahwa pertumbuhan penduduk yang terlalu besar (hingga 2 kali lipat) bisa menyebabkan melimpahnya tenaga kerja.

Tenaga kerja yang melimpah menyebabkan upah yang diterima menurun, di mana upah tersebut hanya bisa untuk membiayai tingkat hidup minimum (subsistence level). Pada taraf ini, perekonomian mengalami stagnasi (kemandegan) yang disebut Stationary State.

TR Malthus sependapat dengan David Ricardo dan mengemukakan bahwa bahan makanan bertambah menurut deret hitung (1, 2, 3, 4, 5, dan seterusnya), sedangkan penduduk bertambah menurut deret ukur (1, 2, 4, 8, 16 dan seterusnya). Akibatnya, bahan makanan tidak cukup untuk menghidupi penduduk, sehingga masyarakat hidup pada tingkat subsistence dan perekonomian alami kemandegan.


http://id.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan_ekonomi#Teori_Klasik_dan_Neo_Klasik

3.1 Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi, diantaranya:
a.       Metode Sederhana
Metode ini merupakan metode yang paling sederhana dalam menghitung pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi metode ini mempunyai kelembahan yaitu hanya bisa digunakan untuk menghitung tingkat pertumbuhan tahunan (hanya satu tahun). Rumusnya adalah:
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5UubHX6xxeTKwlkQMDnQovTiM6QHvdYwqVGKhaSIZDjnZ06sM0cQVaxrrwUGGfu4g0bRm9BsipehavQpErEf5uIGsritqXEtLHYuvQu1Ie1o1Idv9YwM33_xQJPxwHr44fw-vN-AaJF0/s1600/cats.jpg

Sedangkan untuk menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi pada periode yang lebih panjang (lebih dari satu tahun) harus menghitung tingkat pertumbuhan per tahun terlebih dahulu lalu kemudian dirata-ratakan dengan cara seperti berikut:

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjoNPZy5D4xuL1OJZ4DrABX4gUOzy3JdfW2-AmZXmNaiHQjbrdkgypdAs8G__D3fj63_oBsxtZIrQWJZLA0MUnCOMApe9iyeiQ0cf65_ps5L7RFn9vBdbF8vOPyE94l0iKEO1iPtn2wIg4/s1600/cats1.jpg

b.      Metode End to End
Untuk mengatasi kelemahan pada metode sederhana, maka dikembangkanlah metode end to end. Dengan metode ini tingkat pertumbuhan ekonomi dihitung dengan rumus:

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1RvCCh6lYgXlhy9BrrWynTAgz6Dm_80NyQB6V3Jtd9S6g-iqr3wYOJp8qXgCGvQRARLgWIsdCfmecM3Ak33mFbytHWeI6NytDlwF1pCK6vmdoINJIjfyQYLUouqD_nsCmaLFG5y0HKe4/s1600/cats2.jpg

dimana :
n = Jumlah periode observasi

c.       Metode Regresi
Untuk memadukan segi efisiensi dengan upaya mengurangi kenaikan nilai PDB diantara awal dan akhir periode observasi, maka dikembangkanlah metode regresi. Dengan metode ini, tingkat pertumbuhan dihitung dengan membentuk model semi-log seperti berikut:

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkEKvwEVPmZ5wdhRfEJ7CtoyF7r9ZCht5U3s6dyixFa4d6QZ0iIrB21BvTLQhI6IGKVilF1gt_DB2qGdCcMl1m3951aAsSKP5SoZBIbbuX4cYOkanjLYs70xQQSubIdFHa_USAI4pQcSg/s1600/cats3.jpg


http://id.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan_ekonomi